Anime

Sinopsis Lengkap Film Anime The Garden of Words, Tentang Cinta, Mimpi dan Hujan!

×

Sinopsis Lengkap Film Anime The Garden of Words, Tentang Cinta, Mimpi dan Hujan!

Sebarkan artikel ini
Sinopsis Lengkap The Garden of Words

Isekainews.id – Ada beberapa sajak yang muncul di awal film The Garden of Words atau nama Jepangnya Kotonoha no Niwa. Sajak tersebut antara lain jika diterjemahkan berbunyi seperti ini. Sambaran petir nan sayu,di kala langit mendung. Ketika hujan turun,akankah kau tetap disini bersamaku? Begitulah kira-kira bunyinya. Film anime ini merupakan karya yang kesekian kalinya dari sutradara kawakan Makoto Shinkai.

Seorang sutradara yang sukses memproduksi berbagai film anime dengan detail yang luar biasa. Serta perpaduan cerita dan background yang pas kembali mengeluarkan karyanya. Film The Garden of Words pertama kali tayang di ajang Gold Coast Film Festival di Australia pada 28 April 2013 lalu.

Kemudian, film anime The Garden of Words ini dirilis untuk umum Pada 31 Mei 2013 di Jepang. Film ini telah berhasil memenangkan berbagai penghargaan, seperti: Kobe Theatrical Film Award 2013 Lalu, Fantasia International Film Festival, dan Stuttgart Festival of Animated Film. Berbagai penghargaan tersebut membuktikan jika film ini benar-benar berkualitas.

Sinopsis Lengkap Film Anime The Garden of Words

Film Anime The Garden of Words

Pada film The Garden of Words ini Makoto Shinkai membawa tema tentang mimpi, cinta, dan hujan. Yang paling unik dalam film ini, Makoto Shinkai menempatkan hujan sebagai tempat orang bertemu dan kemudian jatuh cinta. Hujan yang identik dengan kenangan, dia tafsirkan kedalam sudut pandang yang berbeda. Cinta dengan perbedaan umur yang cukup jauh sangat jarang sekali diangkat ke dalam sebuah film anime. Namun, hal-hal tersebut lah yang justru membuat film ini semakin unik.

1. Sinopsis Lengkap The Garden of Words

Sinopsis Film Anime The Garden of Words

Dalam film The Garden of Words mengisahkan tentang kehidupan Takao Akizuki yang bercita-cita menjadi seorang desainer sepatu. Seperti yang dijelaskan sebelumnya, film ini berlatarkan Tokyo saat musim hujan. Menceritakan Takao Akizuki yang memiliki kebiasaan membolos saat jam pertama ketika turun hujan. Bukannya bersekolah, ia justru memilih untuk membolos dan pergi ke sebuah taman di Shinjuku untuk menggambar sketsa sepatu.

Di taman tersebut Takao Akizuki bertemu dengan seorang perempuan bernama Yukari Yukino. Bukan hanya sekali atau dua kali, namun setiap kali hujan dan pergi ke taman tersebut, Takao selalu mendapatinya disana. Meskipun sudah membicarakan berbagai hal, namun mereka belum sempat saling berkenalan. Perempuan itu menyadari jika Akizuki adalah salah satu murid di tempat dia mengajar.

Pada suatu saat perempuan itu mengatakan jika ia menyukai sketsa sepatu Akizuki. Kemudian Takao Akizuki pun berjanji akan membuatkan sepatu yang sesuai dengan ukuran kaki Yukino. Musim hujan telah berlalu dan berganti musim panas. Sehingga, Akizuki tak memiliki alasan lagi untuk membolos dan pergi ke taman. Sejak saat itu pun, ia tidak pernah bertemu lagi dengan Yukino.

Hingga suatu ketika, selepas libur musim panas, Akizuki bertemu dengan Yukino di lorong sekolah. Dan ia pun menyadari jika Yukino merupakan guru sastra di sekolah Akizuki. Lalu, Akizuki pergi ke taman dan bertemu dengan Yukino di sana.

Tiba-tiba cuaca menjadi gelap dan hujan turun dengan sangat deras hingga membasahi tubuh mereka. Kemudian, Yukino mengajak Akizuki untuk mengeringkan pakaian di Apartemennya. Mereka mengobrol dan menghabiskan waktu di sana. Dan secara tiba-tiba Akizuki mengungkapkan perasaannya pada Yukino. Lalu, bagaimana kelanjutannya?

2. Menghadirkan Cerita Cinta yang Unik dan Berkesan

The Garden of Words

Fakta tentang film The Garden of Words sutradara Makoto Shinkai ini mengemas cerita cinta terpaut usia yang cukup jauh. Sutradara film The Garden of Words ini mengemas cerita ini dengan sangat baik. Sehingga akan membuat penontonnya serasa ikut larut dalam cerita hidup kedua tokoh ini. Yang mana kedua tokoh ini memiliki banyak sekali permasalahan dan hampir memiliki kemiripan. Percakapan kedua tokoh tersebut juga penuh dengan metafora.

Semuanya disajikan secara mendalam dalam percakapan tentang berbagai aspek kehidupan. Seperti impian, cita-cita, hubungan antar insan, arti kedewasaan, hingga cara mencari jati diri di umur yang berbeda. Film The Garden of Words ini diawali dengan pertemuan dua orang yang memiliki banyak masalah sehingga takut melangkah. Hingga, mereka mulai membuka obrolan berlanjut saling membuka cerita dan membuka diri.

Dan berakhir pada jatuh cinta. Jalan cerita tersebut menjadi lebih unik karena perbedaan umur kedua tokoh yang terpaut jauh. Sejak awal pertemuan mereka, hingga munculnya benih-benih cinta antara mereka disajikan layaknya drama teatrikal klasik. Film The Garden of Words ini memberikan banyak sekali nilai-nilai kehidupan.

3. Terkesan Sederhana, Tapi Elegan

The Garden of Words

The Garden of Words menyajikan alur cerita yang sederhana dan tidak bertele-tele. Dengan durasi film yang hanya 41 menit, Makoto Shinkai berhasil memberikan cerita cinta yang berkesan, tanpa harus menambahkan melodrama yang tidak perlu.

Selain itu, film ini juga menyajikan detail yang luar biasa khususnya saat menggambarkan hujan. Pengambaran suasana hujan yang begitu detail, membuat penontonnya seakan-akan ikut larut dalam suasana sendu bersama dengan turunnya hujan. Selain itu, Taman Nasional Shinjuku Gyoen yang menjadi latar dari film ini juga divisualisasikan dengan sangat indah sehingga sangat memanjakan mata.

Seperti pada film-film buatan Makoto Shinkai lainnya, The Garden of Words juga menggabungkan antara latar film yang sangat indah dan detail. Dengan berbagai backsound yang mampu mendukung suasana, seperti piano dan lagu Rain yang menjadi lagu tema dari film ini.

Demikian tadi sinopsis film The Garden of Words. Meskipun menawarkan cerita yang sederhana, namun berkesan karena didukung visualisasi yang bagus dan disertai backsound yang ikut mendukung latar cerita tersebut. Hal ini lah yang membuat film ini masih recomended ditonton hingga sekarang.