Isekainews.id – Flavors of Youth merupakan salah satu film anime yang sukses menarik banyak perhatian penonton. Anime yang tayang pada tahun 2018 lalu di Netflix, menghadirkan kolaborasi langka antara sutradara Jepang dan Tiongkok. Film anime ini menampilkan tiga bagian yang menggambarkan kehidupan di Tiongkok dengan latar belakang kota yang berbeda. Di mana di dalam anime ini menceritakan tentang pasang surutnya kehidupan.
Selain memiliki alur cerita yang seru dan mearik, film ini juga memiliki penampilan visual yang menakjubkan. Terutama dalam animasi latar belakang yang realistis. Meskipun hadir dengan desain karakter yang sederhana. Namun, film ini berhasil menangkap esensi kehidupan di China dengan fokus pada detail animasi latar belakang. Dan tentunya berhasil memberikan pengalaman yang sebanding dengan produksi animasi Jepang.
Ulasan dan Review Film Anime Flavors of Youth
Anime “Flavors of Youth” adalah sebuah film anime yang mengeksplorasi kompleksitas emosi manusia melalui kenangan dan nostalgia. Hadir dengan narasi yang puitis, film ini seperti esai video yang mengingatkan pada podcast populer. Menawarkan berbagai tema kecil seperti makanan, keluarga, dan cinta yang digunakan dalam anime ini.
Tentu tidak lain bertujuan untuk menyampaikan pesan tentang kehidupan modern yang seringkali melupakan hal-hal penting. Film ini juga berhasil menciptakan perasaan universal yang dapat dirasakan di berbagai budaya. Berikut ini adalah review tentang anime Flavors of Youth dari penonton.
1. Ulasan dan Review Penonton
Film anime Flavors of Youth ini terbagi menjadi tiga bagian. Dan masing-masing bagian dalam film ini berfokus pada karakter yang berbeda di kota-kota Tiongkok yang berbeda. Segmen pertama, memiliki judul The Rice Noodles (mie beras). Di mana film ini menonjolkan kesederhanaan dan nostalgia dengan menggambarkan hubungan seorang pria dengan mie favoritnya.
Sementara pada segmen lain, yang berjudul A Little Fashion Show (peragaan busana kecil) dan Love in Shanghai. Segmen ini mengangkat tema penting dalam kehidupan seperti hubungan keluarga dan arti sejati hidup. Meskipun ketiga cerita tersebut memiliki daya tariknya sendiri, namun segmen The Rice Noodles dianggap yang paling memikat.
Bukan hanya sederhana dan sarat nostalgia, segmen ini juga mengingatkan pada pengalaman pribadi di masa lalu. Meskipun alur film terkadang terasa lambat, hal ini mungkin disengaja dengan tujuan untuk memberikan kedalaman emosional kepada penonton. Secara keseluruhan, “Flavors of Youth” adalah sebuah karya film animasi yang memukau secara visual dan menyentuh secara emosional.
Dengan narasi yang terhubung dan animasi yang memukau, film ini berhasil mengajak penontonnya untuk merenung. Tentang sebuah arti dan nilai kenangan serta dampak masa lalu pada kehidupan saat ini. Film ini juga mengajarkan penontonnya untuk lebih memaknai dan menghargai tentang arti kehidupan.
Meskipun mungkin tidak sesuai dengan semua selera, namun film ini memberikan pengalaman menonton yang berharga. Dan bagi pecinta sinema animasi yang menyentuh perasaan, “Flavors of Youth” salah satu rekomendasi film yang wajib ditonton.
Sinopsis Lengkap Film Anime Flavors of Youth
Setelah mengetahui review dan ulasan posistif dari para penonton yang sudah menonton film Flavours of Youth. Bagi Anda yang belum pernah menontonnya, pastinya merasa sangat penasaran untuk mengetahui alur cerita dan sinopsis anime ini. Berikut ini adalah sinopsis lengkap film animasi Flavours of Youth.
1. Sinopsis Flavour of Youth
Flavors of Youth adalah sebuah film anime yang terdiri dari tiga kumpulan film pendek dari tiga sutradara yang berbeda. Film ini adalah filma animasi menarik hasil kerja sama dari Studio Haoliners dan CoMix Wave. Tiga film pendek tersebut memiliki judul Hidamari no ChoChshoku, Chiisana Fashion Show, dan Shanghai Koi. Film anime ini dapat disaksikan secara streaming di Netflix. Film pendek pertama dari film animasi Flavours of Youth berjudul Hidamari no Choshoku yang disutradarai oleh Xiaoying Yi.
Film ini mengisahkan tentang kehidupan seorang laki-laki bernama Xiaoming yang harus pulang ke kampung halamannya, karena nenek tercintanya sakit keras. Dan di kampung halamannya tersebut, Xiaoming mengingat banyak kenangan tentang semangkuk bihun yang kerap dihidangkan oleh neneknya pada pagi hari.
Ketika beranjak dewasa, Xiaoming berhasil menemukan kembali sebuah kedai tempat makan bihun favoritnya. Sebelum menemukan kedai tersebut, Xiaoming ternyata sudah pernah mencicipi bihun dari kedai-kedai lainnya dengan berbagai rasa. Di sanalah ia banyak menghabiskan waktunya untuk mengamati berbagai konflik kehidupan, hingga akhirnya ia bertemu dengan gadis pujaan hatinya.
Film kedua anime Flavors of Youth berjudul Chiisana Fashion Show yang disutradarai oleh Yoshitaka Takeuchi. Untuk segmen yang kedua ini bercerita tentang seorang anak bernama Yi Lin. Dia terpaksa harus tinggal berdua saja dengan adiknya, Lulu karena kedua orang tua mereka telah tiada.
Yi Lin adalah seorang peragawati dengan karir yang memiliki penuh tantangan. Hadirnya banyak peragawati-peragawati baru, membuat dirinya semakin tersisih. Sedangkan adiknya, Lulu adalah seorang anak yang memiliki cita-cita menjadi seorang designer agar ia dan kakanya bisa menampilkan brand miliknya sendiri
Untuk film ketiga Flavors of Youth ini berjudul Shanghai Koi yang disutradarai oleh Haoling Li. Film ini mengisahkan tentang sesorang bernama Li Mo yang hidupnya diliputi masalah. Seperti diantaranya, proposal kerjanya ditolak oleh perusahaan, sedangkan ia harus menghidupi dirinya sendiri.
Pada suatu hari Li Mo menemukan sebuah kaset berisi rekaman suara dari seorang gadis yang disukainya. Dan di dalam kaset rekaman tersebut berisi tentang alasan mengaapa Li Mo dan gadis pujaannya mendapatkan hasil test berbeda.
Demikian tadi ulasan, review dan sinopsis lengkap film anime Flavors of Youth. Bagaimana kisah selanjutnya? Anda dapat menyaksikan alur cerita anime ini dengan lebih lengkap secara streaming di Netflix.